SaYaP LaLaT adalah
senipis membran @ tisu yang lutsinar. Ia digunakan lalat untuk terbang mencari
rezeki dan membuat kerja-kerja Syarikat Alam Flora dan Indahwater yang
ditetapkan Allah selama hayatnya yang pendek kurang lebih 20 hingga 30 hari. Dalam
tempoh itu Sang LaLaT ini bisa beranak ribuan anak-anak lalat untuk memikul
taklif yang ditetapkan oleh Allah swt tanpa protes.
Kalau hendak
dihitung, tentu saja bilangan populasi lalat sedunia mungkin mencapai angka
ribuan juta. Mereka istiqamah dengan tugas dan tanggungjawab yang diberikan,
supaya alam ini harmonis dan layak
diduduki manusia serta haiwan lain. Tahukah anda nilai dunia ini di sisi Allah?
Anda mungkin terkedu jika dikhabarkan bahawa …”jika dunia ini setara nilainya dengan
sebelah sayap@kepak LaLaT, sudah pasti Allah tidak akan memberi air walaupun
hanya setitis untuk diminum kepada
orang-orang kafir…” Hadith.
Orang-orang yang
kufur, pagan, atheis, politheist, komunis, sosialis, liberalis dan bermacam
lagi nama yang pelik, semuanya sangat bertuah karena dapat tumpang sekaki
kenikmatan yang disediakan kepada orang-orang beriman. Dunia ini belum lagi kiamat lantaran masih
ada ruh Islam, manusia beriman, orang-orang tua, kanak-kanak dan bayi, haiwan
serta tumbuh-tumbuhan yang menimbulkan belas kasihan Allah swt.
Ramai manusia telah
mencampakkan deen@agamanya ke dalam tong sampah karena berpendapat bahawa tanpa
agama dan Tuhan mereka masih boleh hidup
selesa. Ukuran keselesaan dan kesenangan hidup sebagai bukti manusia
tidak perlu kepada Tuhan adalah hujah yang lemah dan salah. Karena bukan saja
orang miskin materi sempit kehidupannya, malah orang kaya raya pun tersepit dan
dihimpit oleh kesedihan dan kepedihan hidup justeru hati sentiasa gundah; jiwa
terus resah; minda lagi serabut tidak tenang tanpa diketahui sebab musababnya.
Manusia, kalau tidak kenal diri, tidak akan kenal Penciptanya. Apabila tidak
kenal Penciptanya manusia akan berkata
dengan yakin bahawa semua makhluk dan
benda terjadi sendiri, macam fahaman para saintis yang mengaku pandai
termasuklah Darwin yang sesat itu. Hanya
manusia berani berkata demikian, satu ucapan yang menolak kedaulatan Allah swt. Akan tetapi kalau ditanya
pada tikus, cicak dan mengkarung, siapakah yang menjadikan mereka? Tentu mereka
tidak seberani manusia dengan memberi jawaban ‘aku terjadi sendiri’. Seandainya sang tikus, sang cicak dan sang mengkarung
berani berkata demikian, bayangkanlah spesis tikus, cicak & mengkarung
ternyata sangat berkuasa ke atas diri sendiri. Bukan setakat itu saja, malah
sang katak, kodok, lipan dan sekalian vertebra dan invertebra akan pulun ketawa
karena terlalu kelakar mendengar jawaban yang sangat palsu. Namun manusia yang
tidak tahu malu, buat nehin @ sadin saja
macam dia masih benar. Setiap hari mereka melantak rezeki Allah dan terus
terusan bermaksiat terhadapNya. Namun Allah tetap curah dan hamburkan rezeki
kepada mereka karena … dunia ini tidak bernilai langsung, kendatipun sebelah
sayap Sang LaLaT yang hina dina.
Justeru, wahai
pembaca budiman sekalian, umur yang panjang janganlah pula disia-siakan
panjangnya. Biarpun umur pendek, tidaklah pula panjang sia-sianya!!!
Selamat
bermuhasabah dan taqarrub ilallah.
Qalamunir
31 Disember 2011