Rakan saya minta saya menulis mengenai aspek sumber manusia, khususnya tentang isu ilmu dan kepimpinan. Isu ini pada saya adalah afdhal karena ia perlu difahami semua orang sebab setiap insan akan terlibat dalam aras kepimpinan tertentu, sesuai posisi dan tanggungjawab yang digalas.
Kalau setiap orang sudah tiba diri masing-masing pada makna diri, makna kewujudan & makna hidup, sudah tentu tersuluh pandangan hidupnya ke arah akhirat dan berebut untuk mendapat mardhotillah. Selain itu mereka berpada-pada dengan hiasan duniawi serta mengambil manfaat yang sekadar cukup untuk keselesaan kehidupan.
Seorang pemimpin mesti berada di hadapan pengikutnya. Untuk berada di hadapan pengikutnya ia mesti memiliki perkara berikut secara bertahap melalui pembangunan diri:-
- maklumat
- pengetahuan
- ilmu
- hikmah
- suluh kehidupan.
Perihal di atas merangkumi ilmu dan kemahiran rumahtangga, masyarakat, organisasi dan negara. Karena untuk mentadbir dan mengurus keempat elemen tersebut memerlukan pendekatan dan gaya yang berbeza, walaupun ada beberapa persamaan. Pemimpin adalah sekaligus seorang mu'alim, murabbi dan muaddib = mampu mentarbiyah ahli keluarga @ staf organisasi @ rakyat jelata mengikut posisi di mana sahaja seseorang itu berada.
Muaz ibn Jabal berkata, "Belajarlah ilmu, karena mempelajarinya karena Allah itu punca kamu takut; menuntutnya satu ibadat; membincangkannya merupakan tasbih; mengkajinya adalah satu jihad; mengajarnya kepada yang jahil adalah sedaqah; menyumbangkannya kepada keluarga dan mereka yang memerlukannya adalah dampingan kepada Allah."
Wallahu'alam
15 Oktober 2010